Mbah Sukarso yang lagi memasuki masa pensiun sedang mencari teman, untuk
mengisi hari tuanya.....dia ingin mengisi hari tuanya dengan aktifitas
positif diantaranya dengan banyak melakukan silaturahmi, karena dia
yakin fadilah silaturahmi, mungkin yang sedang beliau pikirkan dengan
banyak silaturahmi akan memperpanjang umur dan meluaskan rejeki " :)
Saat bertemu dengan Den Mas Rohdin, yang sering kali terlihat ngopi dan
bersenda gurau dengan teman-temannya, beliau mencermati apa yang
dibicarakan dan apa yang dilakukan..... kok kelihatan cocok, akhirnya
Mbah Sukarso mencoba untuk mengenal lebih dekan dengan Den Mas Rohdin.
Mbah Sukarso paham kalau "tangan di atas lebih baik dari pada tangan
dibawah", dan untuk itu sebagai buah tangan saat bersilaturahmi ke rumah
Den Mas Rohdin di membawakan batu permata, maklum masih ada sisa sisa
batu permata yang beliau miliki karena selama ini beliau sering jual
beli batu permata.
Mengingat siapa yang beliau kunjungi, apa yang sedang dia jalani dan
keinginan yang ada dalam dirinya, beliau paham betul untuk memberikan
yang patas untuk diberikan, sebuah batu permata yang baik dan mempunyai
nilai ekonomis lumayan..... beliau mencoba untuk menghargai orang yang
di beri sekaligus menghargai dirinya sendiri.
Saat menerima pemberian Mbah Sukarso berupa batu permata, Den Mas Rohdin
berfikir sejenak apa yang diinginkan Mbah Sukarso dan apa yang dapat
dilakukan dengan apa yang diinginkan Mbah Sukarso......
Den Mas Rohdin, yang sudah terbiasa mencermati perilaku manusia baik
dari bahasa lesan yang disampaikan sampai bahasa tubuh yang ditampilkan,
mencoba untuk mendengarkan apa yang dikatakan sampai apa yang tidak
dikatakan...... selanjutnya apa yang dapat diberikan untuk kemanfaatan
Mbah Sukarso, keluarga dan lingkungannya.
Beliau tahu betul yang dihadapi bukanlah anak kecil yang menangis saat
kehilangan mainan dan tertawa saat diberi manisan..... ini seorang anak
manusia yang memasuki usia senja yang sudah kenyang makan asam garam
kehidupan, "iso ngakali ora iso diakali" :) begitulah yang sering
dikatakan Mbah Sukarso saat bersenda gurau dengan teman-temannya.
Biarlah semua mengalir bagai air, ada saatnya..... semua yang yang
diciptakan ada manfaatnya, apalagi batu permata tentu ada manfaanya,
ya.... kalau makanan membuat orang kenyang dan orang yang paham, mampu
untuk tidak hanya sekedar merasa kenyang tapi mampu bersyukur saat
memakan makanan, tentu batu permata tidak saja indah dilihat dapat pula
membuat orang "menggali permata terpendam".... demikianlah kira-kira
yang sedang dipikirkan Den Mas Rohdin, semua ada saatnya......
Beberapa hari setelah Mbah Sukarso silaturahmi ke rumah Den Mas Rohdin,
saat ngopi bersama Mbah Bejo dan Kang Koplak...... rokok di meja
terlihat sudah hampir habis, tidak ada uang di kantong apa lagi di
dompet yang ada hanya KTP dan teman-temannya :), dan kelihatannya Mbah
Jo dan Kang Koplak pun setali tiga uang, sama saja :)
Teringat batu permata pemberian Mbah Sukarso beberapa hari yang lalu ada
di dalam dompet, Den Mas Rohdin memanggil Pak To penyedia jasa layanan
antar jemput yang biasa memarkir becaknya di depan warung kopi.....
"Pak To ada batu permata bagus, barter dengan 3 bungkus rokok" demikian
batu permata pemberian Mbah Sukarso ditawarkan Den Mas Rohdin kepada
pak To mengingat yang ada tiga orang dan rokoknya hampir habis. Yang
jelas saat ini yang di butuhkan rokok dan yang ada dan dapat
ditukar/dibarter ya batu permata pemberian Mbah Sukarso, ya di barter
aja "begitu saja kok repot" mungkin itu yang sedang dipikirkan Den Mas
Rohdin..... biarlah nantinya menjadi cerita indah.
Setelah melihat batu permata, "dua bungkus mas", sambil tersenyum :) Pak
To mencoba menawar, "kalau saya jual keuntungannya kan lumayan"
demikian kira-kira yang dipikirkan pak To ...."Yo wis" demikian jawab
Den Mas Rohdin.....
Beberapa saat kemudian, rokok sudah di tangan Den Mas Rohdin, satu
diberikan Mbah Jo dan yang satu dibuka dan dibagi, dimasukkan ke bungkus
rokok Kang Koplak dan sebagian ke bungkus rokoknya sendiri.
Beberapa hari berikutnya saat bertemu dengan teman-teman lainnya dan
saat itu ada Mbah Sukarso, diceritakan Den Mas Rohdin bahwa batu permata
pemberian Mbah Sukarso di barter dengan dua bungkus rokok......sambil
tersenyum dan melirik apa reaksi Mbah Sukarso saat mendengar batu
permata pemberiannya di barter dengan rokok? :)
Sejurus kemudian Mbah Sukarso berkomentar " tahu begitu tak kasih batu
kumbung", kontan diikuti ledakan tawa teman-teman lainnya yang sudah
tahu karakter Mbah Sukarso dan paham apa yang dilakukan Den Mas Rohdin
:)
Dalam pemahaman teman-teman Den Mas Rohdin, saat ini mbah Sukarso sedang
diajari tentang nilai kemanfaatan suatu benda bukan hanya sekedar nilai
ekonomi suatu benda dan pada saat yang sama ditunjukkan bagaimana Den
Mas Rohdin memandang satu benda dihadapkan dengan kebutuhan dan indahnya
pertemanan.....
Kejadian tersebut tidak membuat Mbah Sukarso kecewa, bahkan membuat
beliau semakin ingin dekat dengan Den Mas Rohdin dan teman-temannya,
ingin mengenal lebih jauh..... hingga suatu saat Mbah Sukarso yang
marasa enjoi dengan teman-teman Den Mas Rohdin dan merasakan hidup ini
lebih berarti, kayak iklan "bikin hidup lebih hidup" :) .
Sempat suatu saat Mbah Sukarso berkomentar sambil menahan
penyesalan....."kok kenal teman-teman baru sekarang, kok tidak pada saat
jayanya dulu, saat masih menjabat", kontan dikomentari Kang Koplak "ya
malah nggak mau" :), diikuti "gerrr" tawa teman lainnya.
Begitulah kisah pertemuan Mbah Sukarso dengan Den Mas Rohdin dan teman-temannya, semoga bermanfaat......
Seperti diceritakan Kang Koplak pada Penulis....
Ambhara Hotel Jakarta, 04 Nopember 2011
Sumber : http://prolingkungan.blogspot.com/2011/11/batu-permata-mantan-pejabat-di-barter.html